MENUNDA2 PEKERJAAN = MENABUNG DERITA
Disebuah tempat kerja pemecahan
batu. Ada seorang pekerja yang usianya jauh diatas pekerja lainnya.
Kira-kira pekerja itu berusia enam puluhan tahun sementara lainnya hanya
sekitar dua puluhan sampai tiga puluh tahun.
Untuk
bekerja ditempat pemecahan batu dibutuhkan fisik dan tenaga yang prima
karena pekerjaannya memang tergolong berat, sehingga tidak heran
orang-orang yang bekerja masih relatif muda. Mengenai kakek yang berumur
enam puluhan itu, dirinya memang berbeda dibandingkan dengan
orang-orang yang seusia dengannya. Yang mungkin saat ini sudah pensiun.
Walaupun tenaganya tidak sekuat para anak muda dan gerakan sedikit
lamban namun dirinya selalu mampu menyelesaikan pekerjaan tepat waktunya
bahkan sebelumnya, tak jarang pula dirinya selesai duluan dibandingkan
dengan yang lainnya, sehingga keberadaannya disini tidak menjadi masalah
bagi Sang majikan.
”Pak kita istirahat dulu, nanti
kita baru bekerja lagi” Ujar seorang pemuda rekan kerja suatu hari. Hari
masih cukup pagi dan bekerjapun belum terlalu lama.
”Aku harus
menyelesaikan pekerjaan ini dulu” Jawab sikakek tanpa menghentikan
gerakan palunya untuk memecahkan batu, kakek itu terus bekerja,
sementara lainnya sudah asyik bercengkrama meninggalkan pekerjaan
ditempat peristirahatan tanpa memperdulikan si kakek.
Akhirnya, pekerjaan yang di berikan oleh Sang majikan selesai juga dan
sikakek pun menyusul yang lain ketempat berteduh untuk beristirahat.
Peluh yang membasahi sekujur tubuhnya membuat sikakek mencopot topi
capingnya untuk mengusir rasa gerah.
” Bapak kan
sudah tua, buat apa sih bapak bekerja keras seperti ini”, Tanya salah
satu pemuda begitu melihat si kakek yang sedang kehausan meneguk air.
”Kalian salah anak muda, bapak bukan bekerja keras tapi bapak hanya tidak ingin menunda pekerjaan” Jawab si kakek bijak.
”Yang namanya pekerjaan tidak akan pernah habis pak, sejak kita belum
lahir sampai kita mati yang namanya pekerjaan tetap saja ada” kilah
pemuda lainnya.
”Kali ini kamu benar, justru karena itu bapak
tidak mau menunda-nunda pekerjaan yang sudah di percayakan kepada saya”
Balas si kakek dengan tenang
”Kami tidak mengerti maksud bapak ?”
”Dulu gara-gara aku menunda-nunda membawa anakku yang sedang sakit ke
tabib akhirnya ia meninggal. Waktu itu aku berpikir besok saja, toh hari
ini masih baik-baik saja. Begitu besok tiba aku berpikir besok lagi
karena hari ini juga masih baik-baik saja demikian seterusnya. Hingga
pada akhirnya begitu memburuk kondisinya semuanya sudah terlambat” Ada
cairan bening yang hampir terlepas dari kedua bola matanya.
”Setelah itu istriku pun meninggalkanku. Dia kecewa. Aku tahu aku
bersalah dan ada keinginan untuk meminta maaf tapi selalu aku tunda
dengan alasan untuk mencari waktu yang tepat hingga sekian puluh tahun
dan istriku meninggal dan aku masih saja belum menyampaikan maafku” Si
kakek melanjutkan penyesalannya, semua para pekerja yang masih muda itu
terbengong-bengong mendengar curahan hati si kakek. Dan semuanya diam
tidak bersuara.
”Satu lagi jauh sebelum anakku
meninggal, aku tidak serius dalam bekerja sehingga tanggung jawab yang
diberikan tidak pernah terpenuhi dan selalu saja ada alasan untuk
menunda-nunda pekerjaan sehingga aku tidak pernah lama bekerja disatu
tempat dan selalu di pecat”
”Aku menyesal atas
kelalaianku dan aku baru sadar beberapa tahun yang lalu saat istriku
meninggal, sejak saat itu aku berjanji kepada diri sendiri bahwa aku
tidak akan menunda apapun dalam hidupku yang tersisa. Dan terbukti
hidupku jauh lebih tenang setelah segala tanggung jawab yang
dipercayakan telah aku selesaikan sesuai dengan waktunya”
Si kakek memang sedikit terlambat, namun dirinya telah memperbaiki
kebiasaan buruknya. Dan pengalamannya pun dijadikan sebagai guru oleh
rekan-rekannya yang masih muda. Sejak saat itu para pekerja tidak pernah
buang-buang waktu lagi, untuk sesuatu yang tidak ada manfaatnya. Bahkan
di saat si kakek belum selesai melakukan pekerjaannya, yang lain pun
ikut membantu sebagai ungkapan terima kasih.
Bila kita mempunyai kesempatan untuk bekerja hari ini KERJAKANLAH Karena esok belum tentu ada kesempatan yang sama
”Waktu Bekerja Bagi Orang Malas Adalah Besok Dan Hari Ini Adalah Hari Liburnya”
Sahabat, waktu yang terus berputar dan tidak pernah berhenti
sedetikpun, membuat kita banyak kehilangan karenanya, begitu kita tidak
memanfaatkan dengan baik maka banyak peluang yang hilang. Maka dari itu,
agar kita tidak kehilangan maka dalam melakukan apapun hendaknya
diselesaikan sesegera mungkin atau tidak menunda-nunda suatu pekerjaan.
Pada saat kita menunda apa yang bisa dilakukan pada saat itu memang
belum terasa efeknya, namun penyesalan sering datang sesudah itu.
Misalnya, saat kita jatuh cinta kepada seseorang dan selalu
menunda-nunda untuk mengungkapkannya kepada orang yang kita cintai.
Akhirnya kita pun kehilangan saat kita mengetahui orang yang kita cintai
telah bersama dengan orang lain. Atau saat kita mempunyai hutang kepada
teman, begitu kita sudah ada kita tidak langsung membayarnya. Kita
tidak tahu akan kehidupan ini, tiba-tiba kita meninggal, bukankah akan
membawa hutang sampai ke alam kubur. Intinya menunda pekerjaan sama
sekali tidak ada gunanya di Dunia dan Akhirat.
Setiap
perkerjaan harus dipertanggungjawabkan, jika hari ini kita tidak
menyelesaikan, tanggungjawab hari ini menjadi tanggungjawab besok
ditambah tanggungjawab besok yang sesungguhnya dan seterusnya. Lama-lama
akan menumpuk dan menjadi diluar kemampuan kita. Dan ketidakberdayaan
itu adalah karena ulah kita sebagai pembuat masalah untuk diri sendiri.
Orang yang suka menunda pekerjaan tidak terbentuk begitu saja tetapi
melewati proses dari kecil, kemudian menjadi kebiasaan, oleh karena itu
bagi orang tua jangan memberi contoh atau membiarkan anak-anak yang suka
menunda-nunda pekerjaan. Pekerjaan yang dimaksud disini secara global
termasuk di dalamnya aktivitas-aktivitas kemanusiaan, janji kepada orang
lain, beribadah kepada Allah SWT dan lain sebagainya.
Coba mana yang lebih menyenangkan ? Disela-sela kita sedang mengerjakan
sesuatu tugas terus mengambil sebagian waktu untuk bersantai atau kita
menyelesaikan tugas terlebih dahulu baru bersantai,
Jangan menciptakan beban yang sesungguhnya tidak perlu yang justru akan
membuat menyesal di hari esok. Selesaikanlah tanggungjawab sesuai dengan
waktunya, jangan ada kata ”NTAR” atau ”BESOK” tapi kerjakan sekarang
juga. Menyelesaikan suatu perkerjaan memang harus dengan skala prioritas
namun bukan berarti membiarkan pekerjaan lain menunggu untuk
diselesaikan.
“.... Maka berlomba-lombalah dalam ( membuat Proyek ) kebaikan, dimanapun keberadaan kita
pasti Allah akan mempertemukan kita semua kelak di Akhirat.
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu (Al-Baqoroh : 148)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar