Jumat, 14 September 2012

kisah hikmah "akibat menunda2 pekerjaan"


Disebuah tempat kerja pemecahan batu. Ada seorang pekerja yang usianya jauh diatas pekerja lainnya. Kira-kira pekerja itu berusia enam puluhan tahun sementara lainnya hanya sekitar dua puluhan sampai tiga puluh tahun.



Untuk bekerja ditempat pemecahan batu dibutuhkan fisik dan tenaga yang prima karena pekerjaannya memang tergolong berat, sehingga tidak heran orang-orang yang bekerja masih relatif muda. Mengenai kakek yang berumur enam puluhan itu, dirinya memang berbeda dibandingkan dengan orang-orang yang seusia dengannya. Yang mungkin saat ini sudah pensiun. Walaupun tenaganya tidak sekuat para anak muda dan gerakan sedikit lamban namun dirinya selalu mampu menyelesaikan pekerjaan tepat waktunya bahkan sebelumnya, tak jarang pula dirinya selesai duluan dibandingkan dengan yang lainnya, sehingga keberadaannya disini tidak menjadi masalah bagi Sang majikan.



”Pak kita istirahat dulu, nanti kita baru bekerja lagi” Ujar seorang pemuda rekan kerja suatu hari. Hari masih cukup pagi dan bekerjapun belum terlalu lama.

”Aku harus menyelesaikan pekerjaan ini dulu” Jawab sikakek tanpa menghentikan gerakan palunya untuk memecahkan batu, kakek itu terus bekerja, sementara lainnya sudah asyik bercengkrama meninggalkan pekerjaan ditempat peristirahatan tanpa memperdulikan si kakek.



Akhirnya, pekerjaan yang di berikan oleh Sang majikan selesai juga dan sikakek pun menyusul yang lain ketempat berteduh untuk beristirahat. Peluh yang membasahi sekujur tubuhnya membuat sikakek mencopot topi capingnya untuk mengusir rasa gerah.



” Bapak kan sudah tua, buat apa sih bapak bekerja keras seperti ini”, Tanya salah satu pemuda begitu melihat si kakek yang sedang kehausan meneguk air.

”Kalian salah anak muda, bapak bukan bekerja keras tapi bapak hanya tidak ingin menunda pekerjaan” Jawab si kakek bijak.



”Yang namanya pekerjaan tidak akan pernah habis pak, sejak kita belum lahir sampai kita mati yang namanya pekerjaan tetap saja ada” kilah pemuda lainnya.

”Kali ini kamu benar, justru karena itu bapak tidak mau menunda-nunda pekerjaan yang sudah di percayakan kepada saya” Balas si kakek dengan tenang

”Kami tidak mengerti maksud bapak ?”



”Dulu gara-gara aku menunda-nunda membawa anakku yang sedang sakit ke tabib akhirnya ia meninggal. Waktu itu aku berpikir besok saja, toh hari ini masih baik-baik saja. Begitu besok tiba aku berpikir besok lagi karena hari ini juga masih baik-baik saja demikian seterusnya. Hingga pada akhirnya begitu memburuk kondisinya semuanya sudah terlambat” Ada cairan bening yang hampir terlepas dari kedua bola matanya.

”Setelah itu istriku pun meninggalkanku. Dia kecewa. Aku tahu aku bersalah dan ada keinginan untuk meminta maaf tapi selalu aku tunda dengan alasan untuk mencari waktu yang tepat hingga sekian puluh tahun dan istriku meninggal dan aku masih saja belum menyampaikan maafku” Si kakek melanjutkan penyesalannya, semua para pekerja yang masih muda itu terbengong-bengong mendengar curahan hati si kakek. Dan semuanya diam tidak bersuara.



”Satu lagi jauh sebelum anakku meninggal, aku tidak serius dalam bekerja sehingga tanggung jawab yang diberikan tidak pernah terpenuhi dan selalu saja ada alasan untuk menunda-nunda pekerjaan sehingga aku tidak pernah lama bekerja disatu tempat dan selalu di pecat”



”Aku menyesal atas kelalaianku dan aku baru sadar beberapa tahun yang lalu saat istriku meninggal, sejak saat itu aku berjanji kepada diri sendiri bahwa aku tidak akan menunda apapun dalam hidupku yang tersisa. Dan terbukti hidupku jauh lebih tenang setelah segala tanggung jawab yang dipercayakan telah aku selesaikan sesuai dengan waktunya”



Si kakek memang sedikit terlambat, namun dirinya telah memperbaiki kebiasaan buruknya. Dan pengalamannya pun dijadikan sebagai guru oleh rekan-rekannya yang masih muda. Sejak saat itu para pekerja tidak pernah buang-buang waktu lagi, untuk sesuatu yang tidak ada manfaatnya. Bahkan di saat si kakek belum selesai melakukan pekerjaannya, yang lain pun ikut membantu sebagai ungkapan terima kasih.



Bila kita mempunyai kesempatan untuk bekerja hari ini KERJAKANLAH Karena esok belum tentu ada kesempatan yang sama



”Waktu Bekerja Bagi Orang Malas Adalah Besok Dan Hari Ini Adalah Hari Liburnya”



Sahabat, waktu yang terus berputar dan tidak pernah berhenti sedetikpun, membuat kita banyak kehilangan karenanya, begitu kita tidak memanfaatkan dengan baik maka banyak peluang yang hilang. Maka dari itu, agar kita tidak kehilangan maka dalam melakukan apapun hendaknya diselesaikan sesegera mungkin atau tidak menunda-nunda suatu pekerjaan.



Pada saat kita menunda apa yang bisa dilakukan pada saat itu memang belum terasa efeknya, namun penyesalan sering datang sesudah itu.



Misalnya, saat kita jatuh cinta kepada seseorang dan selalu menunda-nunda untuk mengungkapkannya kepada orang yang kita cintai. Akhirnya kita pun kehilangan saat kita mengetahui orang yang kita cintai telah bersama dengan orang lain. Atau saat kita mempunyai hutang kepada teman, begitu kita sudah ada kita tidak langsung membayarnya. Kita tidak tahu akan kehidupan ini, tiba-tiba kita meninggal, bukankah akan membawa hutang sampai ke alam kubur. Intinya menunda pekerjaan sama sekali tidak ada gunanya di Dunia dan Akhirat.



Setiap perkerjaan harus dipertanggungjawabkan, jika hari ini kita tidak menyelesaikan, tanggungjawab hari ini menjadi tanggungjawab besok ditambah tanggungjawab besok yang sesungguhnya dan seterusnya. Lama-lama akan menumpuk dan menjadi diluar kemampuan kita. Dan ketidakberdayaan itu adalah karena ulah kita sebagai pembuat masalah untuk diri sendiri.



Orang yang suka menunda pekerjaan tidak terbentuk begitu saja tetapi melewati proses dari kecil, kemudian menjadi kebiasaan, oleh karena itu bagi orang tua jangan memberi contoh atau membiarkan anak-anak yang suka menunda-nunda pekerjaan. Pekerjaan yang dimaksud disini secara global termasuk di dalamnya aktivitas-aktivitas kemanusiaan, janji kepada orang lain, beribadah kepada Allah SWT dan lain sebagainya.



Coba mana yang lebih menyenangkan ? Disela-sela kita sedang mengerjakan sesuatu tugas terus mengambil sebagian waktu untuk bersantai atau kita menyelesaikan tugas terlebih dahulu baru bersantai,



Jangan menciptakan beban yang sesungguhnya tidak perlu yang justru akan membuat menyesal di hari esok. Selesaikanlah tanggungjawab sesuai dengan waktunya, jangan ada kata ”NTAR” atau ”BESOK” tapi kerjakan sekarang juga. Menyelesaikan suatu perkerjaan memang harus dengan skala prioritas namun bukan berarti membiarkan pekerjaan lain menunggu untuk diselesaikan.





“.... Maka berlomba-lombalah dalam ( membuat Proyek ) kebaikan, dimanapun keberadaan kita

pasti Allah akan mempertemukan kita semua kelak di Akhirat. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu (Al-Baqoroh : 148)

WANITA PERTAMA YANG MASUK SURGA


Siti Muthi’ah, Wanita Pertama yang Masuk Surga

MZA

Suatu ketika, Siti fatimah bertanya kepada Rosulullah. Siapakah Perempuan yang kelak pertama kali masuk surga? Rosulullah menjawab:” Dia adalah seorang wanita yang bernama Muti’ah”.

Siti Fatimah terkejut. Ternyata bukan dirinya, seperti yang dibayangkannya. Mengapa justru orang lain, padahal dia adalah putri Rosulullah sendiri? Maka timbullah einginann fatimah untuk mengetahui siapakan gerangan permpuan itu? Dan apakah yang telah di perbuatnya hingga dia mendapat kehormatan yang begitu tinggi?

Setelah minta izin kepada suaminya, Ali Bin Abi Thalib, Siti Fatimah berngkat mencari rumah kediaman Muti’ah. Putranya yang masih kecil yang bernama Hasan diajak ikut serta.

Ketika tiba di rumah Muti’ah, Siti Fatimah mengetuk pintu seraya memberi salam, “Assalamu’alaikum…!”

“Wa’alaikumussalaam! Siapa di luar?” terdengar jawaban yang lemah lembut dari dalam rumah. Suaranya cerah dan merdu.

“Saya Fatimah, Putri Rosulullah,” sahut Fatimah kembali.

“Alhamdulillah, alangkah bahagia saya hari ini Fatimah, putri Rosululah, sudi berkunjung ke gubug saya,” terdengar kembali jawaban dari dalam. Suara itu terdengar ceria dan semakin mendekat ke pintu.

“Sendirian, Fatimah?” tanya seorang perempuan sebaya dengan Fatimah, Yaitu Muti’ah seraya membukakan pintu.

“Aku ditemani Hasan,” jawab Fatimah.

“Aduh maaf ya,” kata Muti’ah, suaranya terdengar menyesal. Saya belum mendapat izin dari suami saya untuk menerima tamu laki-laki.”

“Tapi Hasan kan masih kecil?” jelas Fatimah.

“Meskipun kecil, Hasan adalah seorang laki-laki. Besok saja Anda datang lagi, ya? saya akan minta izin dulu kepada auami saya,” kata Mutiah dengan menyesal.

Sambil menggeleng-gelengkan kepala , Fatimah pamit dan kembali pulang.

Besoknya, Fatimah dating lagi ke rumah Muti’ah, kali ini a ditemani oleh Hasan dan Husain. Beritga mereka mendatangi rumah Muti’ah. Setelah memberi salam dan dijawab gembira, masih dari dalam rumah Muti’ah bertanya:

“Kau masih ditemani oleh Hasan, Fatimah? Suami saya sudah memberi izin.” “Ha? Kenapa kemarin tidak bilang? Yang dapat izin cuma Hasan, dan Husain belum. Terpaksa saya tidak bisa menerimanya juga, “ dengan perasaan menyesal, Muti’ah kai ini juga menolak.

Hari itu Fatimah gagal lagi untuk bertemu dengan Muti’ah. Dan keesokan harinya Fatimah kembali lagi, mereka disambut baik oleh perempuan itu dirumahnya.

Keadaan rumah Mutiah sangat sederhana, tak ada satupun perabot mewah yang menghiasi rumah itu. Namun, semuanya teratur rapi. Tempat tidur yang terbuat dengan kasar juga terlihat bersih, alasnya yang putih, dan baru dicuci. Bau dalam ruangan itu harum dan sangat segar, membuat orang betah tinggal di rumah.

Fatimah sangat kagum melihat suasana yang sangat menyenangkan itu, sehngga Hasan dan Husain yang biasanya tak begitu betah betah berada di rumah orang, kali ini nampak asyik bermain-main.

“Maaf ya, saya tak bisa menemani Fatimah duduk dengan tenang, sebab saya harus menyiapkan makan buat suami saya,” kata Mutiah sambil mondar mandir dari dapur ke ruang tamu.

Mendekati tengah hari , maskan itu sudah siap semuanya, kemudian ditaruh di atas nampan. Mutiah mengambil cambuk, yang juga ditaruh di atas nampan.

“Suamimu bekerja dimana?” Tanya Fatimah

“Di ladang,” jawab Muti’ah.

“Pengembala?” Tanya Fatimah lagi.

“Bukan. Bercocok tanam.”

“Tapi, mengapa kau bawakan cambuk?”

“Oh, itu?” sahut Mutiah denga tersenyu.” Cambuk itu kusediakan untuk keperluan lain. Maksudnya begini, kalau suami saya sedang makan, lalu kutanyakan apakah maskan saya cocok atau tidak? Kalau dia mengatakan cocok, maka tak akan terjadi apa-apa. Tetapi kalau dia bilang tidak cocok, cambuk itu akan saya berikan kepadanya, agar punggung saya dicambuknya, sebab berarti saya tidak bisa melayani suami dan menyenangkan hatinya.”

“Apakah itu kehendak suamimu?” Tanya Fatimah keheranan.

“Oh, bukan! Suami saya adalah seorang penuh kasih sayang. Ini semua adalah kehendakku sendiri, agar aku jangan sampai menjadi istri yang durhaka kepada suami.”

Mendengar penjelasan itu, Fatimah menggeleng-gelengkan kepala. Kemudian ia meminta diri, pamit pulang.

“Pantas kalau Muti’ah kelak menjadi seorang perempuan yang pertama kali masuk surga,” kata Fatimah dalam hati, di tengah perjalannya pulang, “Dia sangat berbakti kepada suami dengan tulus. Prilaku kesetiaan semacam itu bukanlah lambing perbudadakan wanita oleh kaum lelaki, Tapi merupakan cermin bagi citra ketulusan dan pengorbanan kaum wanita yang harus dihargai dengan prilaku yang sama.”

tak hanya itu, saat itu masih ada benda kipas dan kain kecil.

“Buat apa benda ini Muthi’ah?” Siti Muthi’ah tersenyam malu. Namun setelah didesak iapun bercerita. “Engkau tahu Fatimah, suamiku seorang pekerja keras memeras keringat dari hari ke hari. Aku sangat sayang dan hormat kepadanya. Begitu kulihat ia pulang kerja, cepat-cepat kusambut kedatangannya. Kubuka bajunya, kulap tubuhnya dengan kain kecil ini hingga kering keringatnya. Ia-pun berbaring ditempat tidur melepas lelah, lalu aku kipasi beliau hingga lelahnya hilang atau tertidur pulas”

sungguh mulia Siti Muthi’ah, wanita yang taat kepada suaminya. maka tidaklah salah jika dia wanita pertama yang masuk surga.

Semoga Bermanfaat...

Senin, 10 September 2012

HUBUNGAN AGAMA DAN BUDAYA (makalah)



1.PengertianAgama

Kata agamaberasaldaribahasaSansekertadarikata a berartitidakdangamaberartikacau. Keduakataitujikadihubungkanberartisesuatu yang tidakkacau. Jadifungsiagamadalampengertianinimemeliharaintegritasdariseorangatausekelompokorang agar hubungannyadenganTuhan, sesamanya, danalamsekitarnyatidakkacau. Karena itumenurutHinduisme, agamasebagaikatabendaberfungsimemeliharaintegritasdariseseorangatausekelompokorang agar hubungannyadenganrealitastertinggi, sesamamanusiadanalamsekitarnya. Ketidakkacauanitudisebabkanolehpenerapanperaturanagamatentangmoralitas,nilai-nilaikehidupan yang perludipegang, dimaknaidandiberlakukan.

Pengertianitujugalah yang terdapatdalamkata religion (bahasaInggris) yang berasaldarikatareligio (bahasa Latin), yang berakarpadakatareligare yang berartimengikat. Dalampengertianreligiotermuatperaturantentangkebaktianbagaimanamanusiamengutuhkanhubungannyadenganrealitastertinggi (vertikal) dalampenyembahandanhubungannyasecara horizontal

Agamaitutimbulsebagaijawabanmanusiaataspenampakanrealitastertinggisecaramisterius yang menakutkantapisekaligusmempesonakanDalampertemuanitumanusiatidakberdiamdiri, iaharusatauterdesaksecarabatiniahuntukmerespons.Dalamkaitaniniadajuga yang mengartikanreligaredalamartimelihatkembalikebelakangkepadahal-hal yang berkaitandenganperbuatantuhan yang harusdiresponnyauntukmenjadipedomandalamhidupnya.





Agamaitutimbulsebagaijawabanmanusiaataspenampakanrealitastertinggisecaramisterius yang menakutkantapisekaligusmempesonakanDalampertemuanitumanusiatidakberdiamdiri, iaharusatauterdesaksecarabatiniahuntukmerespons.Dalamkaitaniniadajuga yang mengartikanreligaredalamartimelihatkembalikebelakangkepadahal-hal yang berkaitandenganperbuatantuhan yang harusdiresponnyauntukmenjadipedomandalamhidupnya.

Islam jugamengadopsikataagama, sebagaiterjemahandarikata Al-Din seperti yang dimaksudkandalam Al-Qur’an surat 3 : 19 . Agama Islam disebut Din dan Al-Din, sebagailembagaIlahiuntukmemimpinmanusiauntukmendapatkankeselamatanduniadanakhirat. Secarafenomenologis, agama Islam dapatdipandangsebagai Corpus syari’at yang diwajibkanolehTuhan yang harusdipatuhinya, karenamelalui syari’at ituhubunganmanusiadengan Allah menjadiutuh. Cara pandanginimembuatagamaberkonotasikatabendasebabagamadipandangsebagaihimpunandoktrin.

KomaruddinHidayatseperti yang dikutipolehmuhammadWahyuniNifislebihmemandangagamasebagaikatakerja, yaitusebagaisikapkeberagamaanataukesolehanhidupberdasarkannilai-nilaikeTuhanan.

Walaupunkeduapandanganituberbedasebabada yang memandangagamasebagaikatabendadansebagaikatakerja, tapikeduanyasama-samamemandangsebagaisuatusistemkeyakinanuntukmendapatkankeselamatandisinidandiseberangsana.

Denganagamaorangmencapairealitas yang tertinggi. Brahman dalamHinduisme, BodhisatwadalamBuddhisme Mahayana, sebagai Yahweh yang diterjemahkan “Tuhan Allahdalamagama Kristen, Allah subhana wata’ala dalam Islam.

Sijabattelahmerumuskanagamasebagaiberikut:

“Agama adalahkeprihatinanmahaluhurdarimanusia yang terungkapselakujawabannyaterhadappanggilandari yang MahaKuasadanMahaKekal. Keprihatinan yang mahaluhuritudiungkapkandalamhidupmanusia, pribadiataukelompokterhadapTuhan, terhadapmanusiadanterhadapalamsemestarayaserta isinya”

UraianSijabatinimenekankanagamasebagaihasilrefleksimanusiaterhadappanggilan yang MahaKuasadanMahaKekal. Hasilnyadiungkapdalamhidupmanusia yang terwujuddalamhubungannyadenganrealitastertinggi, alamsemestarayadengansegalaisinya. Pandanganitumengatakanbahwaagamaadalahsuatugerakandariatasatauwahyu yang ditanggapiolehmanusia yang beradadibawah.



2. AgamadanBudaya

Budayaadalahkeseluruhansistem, gagasan, tindakandanhasilkerjamanusiadalamrangkakehidupanmasyarakat yang dijadikanmilikmanusiadenganbelajar.

Jadibudayadiperolehmelaluibelajar. Tindakan-tindakan yang dipelajariantara lain caramakan, minum, berpakaian, berbicara, bertani, bertukang, berrelasidalammasyarakatadalahbudaya. Tapikebudayaantidaksajaterdapatdalamsoalteknistapidalamgagasan yang terdapatdalamfikiran yang kemudianterwujuddalamseni, tatananmasyarakat, ethos kerjadanpandanganhidup. YojachemWachberkatatentangpengaruhagamaterhadapbudayamanusia yang immaterial bahwamitologishubungankolektiftergantungpadapemikiranterhadapTuhan. InteraksisosialdankeagamaanberpolakepadabagaimanamerekamemikirkanTuhan, menghayatidanmembayangkanTuhan .

LebihtegasdikatakanGeertz , bahwawahyumembentuksuatustrukturpsikologisdalambenakmanusia yang membentukpandanganhidupnya, yang menjadisaranaindividuataukelompokindividu yang mengarahkantingkahlakumereka. Tetapijugawahyubukansajamenghasilkanbudaya immaterial, tetapijugadalambentuksenisuara, ukiran, bangunan.

Dapatlahdisimpulkanbahwabudaya yang digerakkanagamatimbuldari proses interaksimanusiadengankitab yang diyakinisebagaihasildayakreatifpemeluksuatuagamatapidikondisikanolehkontekshiduppelakunya, yaitufaktorgeografis, budayadanbeberapakondisi yang objektif.

Faktorkondisi yang objektifmenyebabkanterjadinyabudayaagama yang berbeda-bedawalaupunagama yang mengilhaminyaadalahsama. Olehkarenaituagama Kristen yang tumbuhdiSumateraUtaradiTanahBatakdengan yang diMalukutidakbegitusamasebabmasing-masingmempunyaicara-carapengungkapannya yang berbeda-beda. Ada juganuansa yang membedakan Islam yang tumbuhdalammasyarakatdimanapengaruhHinduismeadalahkuatdengan yang tidak. DemikianjugaadaperbedaanantaraHinduismedi Bali denganHinduismedi India, BuddhismediThailandengan yang adadi Indonesia. Jadibudayajugamempengaruhiagama. Budayaagamatersebutakanterustumbuhdanberkembangsejalandenganperkembangankesejarahandalamkondisiobjektifdarikehidupanpenganutnya .Tapihalpokokbagisemuaagamaadalahbahwaagamaberfungsisebagaialatpengaturdansekaligusmembudayakannyadalamartimengungkapkanapa yang iapercayadalambentuk-bentukbudayayaitudalambentuketis, senibangunan, strukturmasyarakat, adatistiadatdan lain-lain. Jadiadapluraismebudayaberdasarkankriteriaagama. Hal initerjadikarenamanusiasebagaihomoreligiosusmerupakaninsan yang berbudidayadandapatberkreasidalamkebebasanmenciptakanpelbagaiobjekrealitasdantatanilaibaruberdasarkaninspirasiagama.

3. Agamadanbudaya Indonesia

Jikakitatelitibudaya Indonesia, makatidakdapattidakbudayaituterdiridari 5 lapisan. Lapisanitudiwakiliolehbudayaagamapribumi, Hindu, Buddha, Islam dan Kristen
Lapisanpertamaadalahagamapribumi yang memilikiritus-ritus yang berkaitandenganpenyembahanrohnenekmoyang yang telahtiadaataulebihsetingkatyaituDewa-dewasukusepertisombaondiTanahBatak, agamaMerapudiSumba, KaharingandiKalimantan. Berhubungandenganritusagamasukuadalahberkaitandengan para leluhurmenyebabkanterdapatsolidaritaskeluarga yang sangattinggi. Olehkarenaitumakaritusmerekaberkaitandengantari-tariandanseniukiran, Makadariagamapribumibangsa Indonesia mewarisikeseniandanestetika yang tinggidannilai-nilaikekeluargaan yang sangatluhur.

LapisankeduadalahHinduisme, yang telahmeninggalkanperadapan yang menekankanpembebasanrohani agar atmanbersatudengan Brahman makadenganituadasolidaritasmencaripembebasanbersamadaripenindasansosialuntukmenujukesejahteraan yang utuh. Solidaritasitudiungkapkandalamkalimat Tat TwamAsi, akuadalahengkau.

Lapisanketigaadaalahagama Buddha, yang telahmewariskannilai-nilai yang menjauhiketamakandankeserakahan. Bersamadenganitutimbulnilaipengendaliandiridanmawasdiridenganmenjalani 8 tatajalankeutamaan.

Lapisankeempatadalahagama Islam yang telahmenyumbangkankepekaanterhadaptatatertibkehidupanmelalui syari’ah, ketaatanmelakukanshalatdalamlimawaktu,kepekaanterhadapmana yang baikdanmana yang jahatdanmelakukan yang baikdanmenjauhi yang jahat (amarmakrufnahimunkar) berdampakpadapertumbuhanakhlak yang mulia. Inilahhal-hal yang disumbangkan Islam dalampembentukanbudayabangsa.

Lapisankelimaadalahagama Kristen, baikKatholikmaupunProtestan. Agamainimenekankannilaikasihdalamhubunganantarmanusia. Tuntutankasih yang dikemukakanmelebihiartikasihdalamkebudayaansebabkasihinitidakmenuntutbalasanyaitukasihtanpasyarat. Kasihbukansuatucetusanemosionaltapisebagaitindakankonkrityaitumemperlakukansesamasepertidirisendiri. Atasdasarkasihmakagereja-gerejatelahmempeloporipendirianPantiAsuhan, rumahsakit, sekolah-sekolahdanpelayananterhadaporangmiskin.

Dipandangdarisegibudaya, semuakelompokagamadi Indonesia telahmengembangkanbudayaagamauntukmensejahterakannyatanpamemandangperbedaanagama, sukudanras.

Disampingpengembanganbudaya immaterial tersebutagama-agamajugatelahberhasilmengembangkanbudaya material seperticandi-candidanbihara-biharadiJawatengah, sebagaipeninggalanbudaya Hindu dan Buddha. Budaya Kristen telahmempeloporipendidikan, senibernyanyi, sedangbudaya Islam antara lain telahmewariskanMasjidAgungDemak (1428) diGelagahWangiJawaTengah. Masjidiniberataptigasusun yang khas Indonesia, berbedadenganmasjid Arab umumnya yang berataplandai. AtaptigasusunitumenyimbolkanIman, Islam danIhsan. Masjidinitanpakubah, benar-benar has Indonesia yang mengutamakankeselarasandenganalam.Masjid Al-AqsaMenaraKudusdiBantenbermenaardalambentukperpaduanantara Islam dan Hindu. MasjidRao-raodi Batu Sangkarmerupakanperpaduanberbagaicorakkeseniandenganhiasan-hiasanmendekatigaya India sedangatapnyadibuatdengan motif rumahMinangkabau

Kenyataanadanya legacy tersebutmembuktikanbahwaagama-agamadi Indonesia telahmembuatmanusiamakinberbudayasedangbudayaadalahusahamanusiauntukmenjadimanusia.



4. Agama-agamasebagaiasetbangsa

Dari segibudaya, agama-agamadi Indonesia adalahasetbangsa, sebabagama-agamaitutelahmemberikansesuatubagikitasebagaiwarisan yang perludipelihara. Kalaupadawaktuzamanlampauagama-agamabekerjasendiri-sendirimakadalamzamanmileniumke 3 iniagama-agamaperlubersama-samamemeliharadanmengembangkanasetbangsatersebut. Cita-citainibarulahdapatdiwujudkanapabilasetiapgolonganagamamenghargai legacy tersebutTetapi yang sering terjadiadalahsebaliknyasebabkitatidaksadartentangnilaiasetitubagibagipengembanganbudaya Indonesia. Karena ketidaksadaranitumakakitamelecehkansuatugolonganagamasebagaigolongan yang tidakpernahberbuatapa-apa. Kalaupunbesarnilainya, tapikarenahasil-hasilitubukandarigolonganku, makakitamerasatidakperlumensyukurinya. Lebihburuklagi, jikaada yang berpenderianapa yang diluarkitaadalahjahatdanpatutdicurigai. Persoalankita, bagaimanakitadapatmenghargaimonumen-monumenbudayaitusebagaimilikbangsa, untukitukitaperlu:



1.Mengembangkanreligius literacy.

Tujuannya agar dalamkehidupanpluralismekeagamaanperludikembangkan religious literacy, yaitusikapterbukaterhadapagama lain yaitudenganjalanmelekagama. Pengembangan religious literacy samadenganpemberantasanbutahurufdalampendidikan. Kitaakuibahwaselamainipenganutagamabutahurufterhadapagamadiluar yang dianutnya. Jadiperludiadakanupayapemberantasanbutaagama, Karena butaterhadapagama lain makaorang sering tertutupdanfanatiktanpa menh\ghiraukan bahwaada yang baikdariagama lain. Kalauorangmelekagama, makaorangdapatmemahamiketulusanorang yang beragamadalampenyerahandirikepada Allah dalamkesungguhan. Sikapmelekagamainimembebaskanumatberagamadarisikaptingkahlakucurigaantarasatudengan yang lain. Para pengkhotbahdapatberkhotbahdengankesejukandankeselarasantanpabertendensimenyerangdanmenjelekkanagama lain.


2. Mengembangkan legacy spiritual dariagama-agama.

Telahkitaungkapkansebelumnyatentang legacy spiritual darisetiapagamadi Indonesia. Legacy itudapatmenjadiwacanabersamamenghadapikrisis-krisis Indonesia yang multi dimensiini. Masalah yang kitahadapi yang paling beratadalahmasalahkorupsi, supremasihukumdankeadilansosial. Berdasarkan legacy yang tersebutsebelumnya, bahwasetiapagamamempunyai modal dasardalammenghadapimasal-masalahtersebut, tetapibelumpernahadasuatuwacanabersama-samauntukmelahirkansuatupendapatbersama yang bersifatoperasional.

Agaknyasetiapkelompokagamadi Indonesia sudahwaktunyabersama-samamembicarakanmasalah-masalahbangsadanpenanggulangannya.





KEPUSTAKAAN

Andito, AtasNamaAgama, WacanaAgamaDalam Dialog BebasKonflik, Bandung, PustakaHidayah, 1998.

BudiPurnomo, Alays, Jakarta: PenerbitBukuKompas, 2003.

Geertz, Clifford, KebudayaandanAgama, Yogyakarta: Kanisius, 1992.

Koentjaraningrat, PengantarIlmuAntropologi, Jakarta: PT RanakaCipta,1990

O’Dea, Thomas, SosiologiAgama, Jakarta: CV Rajawali, 1984.

MulyonoSumardi, PenelitianAgama, MasalahdanPemikiran, Jakarta; PustakaSinarHarapan, 1982.

Tule, Philipus, WilhelmusJulei, ed Agama-agama, KerabatDalamSemesta, Flores:PenerbitNusaIndah, 1994.

Wach, Jajachim, IlmuPerbandinganagama, Jakarta : CV Rajawali, 1984.